Macrofotografi semakin banyak peminatnya dari waktu ke waktu, boleh jadi karna salah satu alasannya karna kekaguman kita terhadap sesuatu yg luar biasa yg tidak cukup nampak oleh mata kita secara langsung. Alasan diatas saya persempit dari objek foto makro yg begitu luas, Mengapa ? karna saya ngin mengarahkan pembicaraan ini pada objek binatang kecil dan Objek lain semisal butir.
Salam Macromania Andiyan Lutfi
Macrophotografi sendiri adalah aliran fotografi yg melihat segala sesuatu dalam dunia yg lebih kecil guna mengeksplorasi detil dan tekstur sebuah objek yg tidak nampak secara kasat mata.
Dalam tulisan ini saya tidak akan mengupas secara mendalam tentang macrophotografi dalam artian yg luas, baik mengenai peralatan maupun teknik dalam membuat sebuah foto macro. Karna begitu banyak cara yg digunakan para macromania dari yg sederhana sampai pada tingkatan sangat canggih. Saya hanya ingin berbagi mengenai cara yg biasa saya gunakan dalam merekam objek makro.
Setidaknya ada 4 cara dalam membuat fotomacro berkenaan dengan alat yg dibutuhkan :
1. Lensa Macro
Dari semua alat yg digunakan untuk membuat foto makro boleh jadi inilah yg paling baik dan menghasilkan gambar yg sempurna. Sebagai lensa normal lensa makro dapat berfungsi secara optimal dimana ketajaman, kekontrasan, dan fokus secara manual maupun otomatis berjalan sempurna.
Jika anda ingin mendalami fotografi makro secara serius dan memiliki anggaran yg cukup, ini adalah pilihan terbaik menurut saya. Dipasaran ada beberapa pilihan diantaranya adalah :
- Lensa macro normal : 50 mm – 65 mm
- Lensa macro mid tele : 90 mm – 105 mm
- Lensa macro tele : 150 mm – 180 mm
Pilihan lensa diatas tergantung dari kebutuhan dan anggaran dana yg kita miliki, semakin tinggi focal length (ditandai dengan mm) semakin mahal harga sebuah lensa kecuali apabila pembesarannya lebih tinggi seperti MP-E 65 mm / F 2,8 1-5 X.
2. Extension tube
yaitu semacam logam yang memiliki fitting bayonet di kedua ujungnya yg berfungsi sebagai penghubung elektronik dari lensa ke kamera. Alat ini dapat meningkatkan pembesaran tergantung dari berapa kali pembesaran dan berapa banyak alat ini terpasang pada sebuah kamera. Yg perlu diperhatikan adalah semakin banyak gabungan extesion tube maka akan semakin lama pula exposurenya sehingga kemampuan mode auto akan berkurang.
3. Flter Close up
Filter ini memiliki tingkat pembesaran yang beragam, dipasaran umum yg ada mulai +1 - + 10 dan dapat dibeli secara terpisah ataupun satu set. Penggunaan filter ini seperti filter2 pada umumnya yaitu direkatkan di bagian depan lensa. Dampak yg timbul dengan penggunaan alat ini adalah akan menurunkan DOF ( dept of field ) atau ruang ketajaman sehingga diperlukan bukaan diafragma kecil. Semakin tinggi tingkat pembesaran maka jarak terhadap objek akan semakin dekat. Yg paling banyak digunakan oleh peminat macrofotografi adalah Raynox DCR 250
4. Reverse Ring
Mungkin alat ini yg paling banyak digunakan para peminat fotomakro, alasan utamanya adaah harga yg terjangkau. Reverse Ring adalah sebuah linkaran logam dengan fitting bayonet yg berfungsi menyambung bagian muka lensa dengan kamera atau dengan kata lain posisi lensa terbalik dari biasanya. Dengan menggunakan reverse ring otomatis hanya dapat menggunakan mode manual karna merupakan penghubung non elektronik. Hasil yg direkam dengan bantuan alat ini cukup tajam meski DOF cukup sempit.
Apa yg perlu diperhaikan dalam membuat foto makro ?
Secara umum hal ini yg menjadi perhatian dalm membuat sebuah foto macro adalah
1. Lighting ( Pencahayaan)
Pencahayaan dalam membut foto macro sangat beragam dan unik, karna para peminat macrophotografi berkreasi dengan caranya masing2. saya merangkum setidaknya ada 4 cara yg biasa digunakan oleh para peminat macrofotografi :
A. Cahaya Matahari
Cahaya ini sungguh luar biasa buat saya, murah karna tersedia secara gratis dan sempurna karna penyebaran cahaya ke setiap sudut ruang ketajaman merata.
Saya akan membahas lebih dalam pada pembahasan selanjutnya, tentunya adalah cara yg biasa saya gunakan.
B. Twin light Flash
Yaitu dua buah lensa yg direkatkan didepan lensa, intensitas hanya dapat diatur sehingga dapat menghasilkan cahaya sesuai dengan keinginan kita, yg menjadi kendala mungkin mahalnya alat ini apalagi bila Branded ( merk Nikon dan Canon).
C. Ring Flash
Flash yg berbentuk lingkaran yg melingkari lensa. Hasil pencahayaannya cukup merata meski terkesan kuat. Ring Flash cukup berat sehingga cukup menjadi kendala ketika membuat foto makro, shake seringali tidak terhindarkan karna beban yg berat. Harga Ring Flash yg branded cukup mahal meski kini telah banyak dijual merk lain yg cukup terjangkau.
D. Flash external di beri diffuser
Penggunaan flash external dengan pemberian diffuser didepannya menjadi perhatian cukup besar bagi peminat foto makro, salah satunya harga diffuser yg terjangkau. Penyebaran cahaya dengan alat ini juga cukup merata dan berbaur dengan cahaya matahari. Hanya saja karna bentuknya yg besar cukup mengganggu bahkan menakuti hewan2 kecil yg sensitive teradap benda asing.
Sumber foto : Andis atmajaya (fotografer .net)
E. Built in Flash dengan snoot + Diffuser.
Mungkin alat ini yg paling terjangkau dan sangat Variatif. Para peminat menggunakan berbagai macam alat yg ada disekitar kita mulai dari kardus bekas odol sampai botol bekas minuman susu anak2, yg didalamnya dilapisi alumunium foil dan di beri diffuser didepanya.
Selain murah cahaya yg terlepas dari flash langsung menuju sasaran tembak yg tepat sehingga mengasilkan ketajaman yg sangat baik. Namun bila kita tidak mengatur dengn tepat intenitas cahayanya maka cahaya yg jatuh terasa sangat kuat pada objek. Mungkin kelemahan dari penggunaan alat ini adalah light yg dihasilkan tarasa flat karna cahaya tidak menyebar secara merata.
2. Ketajaman
ketajaman menjadi hal mutlak dalam memuat foto makro, percuma saja mendapatkan pembesaran yg maksimal kalau tidak tajam. Ketajaman dipengaruhi banyak factor, yg paling menonjol dan sering kita alami adalah karna guncangan .
3. Fokus
Foto yg tajam diperoleh dari fokus yang tepat, oleh karna itu dalam macrofotografi focus harus didapat seakur mungkin. Dengan foks tg tepat akan menghasilkan gambar yg sempurna.
4. DOF
Foto makro akan menjadi lebih indah apabila penerapan DOF yg tepat kita bisa bayangkan jika foto seekor belalang kecil yg tajam dengan background yg penuh dedaunan (terkesan ramai), mungkin akan sangat mengganggu keindahan foto tersebut. Oleh karna itu terapkan DOF yg tepat untuk menghasilkan BG yg lembut.
5. Komposisi
Jika foto yg kita hasilkan tajam dengan didukung BG yg lembut akan lebih cantik bila kita mengkomposisinya dengan baik. cara mengkomposisi yg termudah adalah dengan menerapkan rule of third. Kita akan semakin trampil mengkomposisi sebuah foto makro dengan melatih terus menerus, dan tidak ada salahnya melihat hasil karya orang lain untuk mencuri idenya.
Baik seperti yang saya tulis di awal saya akan membahas lebih dalam mengenai teknik foto macro cara yang biasa saya gunakan .
Hal –hal yang perlu di persiapkan sebelum kita terjun ke lapangan :
1. Setingan kamera
A. Setting Picture Style di kamera
Karena saya menggunakan Canon maka (ma’af) settingan kamera yang saya tulis di sini adalah settingan kamera Canon.
Ubah menu sebagai berikut :
- Sharpness : 5-6
- Contrast : +1
- Saturation : +2
- Color Tone : 0
B. Parameter lainnya :
- Spot Metcring
- Day Light White Balance
- Color Space : sRGB
- Quality : RAW atau JPEG
- One shot dengan mode continous shooting
- Manual/Auto focus di lensa
- Gunakan AV atau TV mode, tergantung aktivitas objek.
2. Perlengkapan pendukung
Perlengkapan pendukung kadang kita abaikan karena kita berfikir kurang atau bahkan tidak perlu padahal buat saya ini cukup penting sebagai bagian untuk menghasilkan foto yang maksimal antara lain:
- Batang kayu kecil
Berfungsi untuk menyingkirkan dedaunan yang tidak terjangkau oleh tangan atau akan mengganggu apabila kita gunakan tangan secara langsung
- Handuk kecil
Rasanya lucu tapi ini penting karena boleh dicoba kita akan sangat berkeringat pada waktu kita membuat foto macro.
Karena kita cukup banyak mengeluarkan energi untuk mengatur irama nafas kita.
Perhatian utama ketika saya membuat foto macro mungkin sama dengan tulisan saya sebelumnya namun kali ini saya akan menjelaskannya lebih teknis dengan menyertakan parameter yang biasa saya gunakan :
1. Lighting
Pilihan saya jatuh pada cahaya matahari, cahaya yang luar biasa hebat buat saya, menyebar secara merata dan favoritnya saya adalah sinar pagi hari karena lembut dan memiliki warna sedikit menguning yang menghasilkan tonal pada gambar yang sempurna.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat foto macro dengan lighting sang surya adalah :
A. Arah Cahaya
Jangan sekali-kali melawan cahaya matahari karena kita akan kehilangan detail pada objek selain itu pasti menjadi tidak enak dipandang. Membelakangi matahari adalah posisi terbaik meski tidak salah jika mengatur posisi dari sisi samping.
Contoh Penganbilan dari sisi samping matahari :
B. Gunakan Lensa Hood
Penggunaan lensa hood buat saya cukup membantu terutama bila saya mengambil gambar dari arah samping matahari, selain meredam flare yang cukup mengganggu untuk foto macro juga sebagai penghalang debu atau tetesan embun langsung ke bagian depan lensa.
2. Ketajaman & Focus
Saya menggabungkan ketajaman dan focus dalam pembahasan ini karena saling terkait, untuk mendapatkan ketajaman dan focus yang maksimal maka cara yang saya gunakan adalah :
A. Gunakan Spot Metering di kamera, ini sangat membantu untuk menentukan titik focus yang akurat sehingga menghasilkan ketajaman yang maksimal.
B. Gunakan manual focus sebagai prioritas dibanding auto focus. Saya telah mengalami sendiri dengan Manual Focus ketajaman lebih dibanding dengan Auto focus, selain jarak menjadi lebih dekat + 20 Cm (dibanding kita menggunakan auto focus + 30 Cm) yang secara otomatis pembesarannya pun menjadi lebih optimal. Penggunaan Manual focus menjadi syarat mutlak buat saya bila objeknya sangat kecil, yang sangat sulit atau bahkan tidak mungkin menggunakan Auto Focus karena focus tidak tertangkap dengan baik oleh kamera.
3. D O F
DOF (Depth OF Field) atau Ruang Ketajaman menjadi unsur pendukung yang tidak terpisahkan untuk memperindah sebuah foto macro. DOF dipengaruhi beberapa factor diantaranya bukaan diafragma dan jarak lensa ke POI (Point Of Interest), semakin besar nilai Diafragma (F) yang ditandai dengan angka semisal ½,8 atau ¼ maka ruang ketajaman juga akan semakin sempit. Begitupun juga dengan jarak lensa terhadap POI semakin dekat maka ruang ketajaman akan semakin sempit pula.
Hal-hal yang menjadi perhatian saya untuk menentukan nilai F (diafragma) agar dapat menghasilkan DOF yang baik dan ketajaman yang sempurna terhadap objek yaitu :
A. Posisi POI
- Bila posisi POI kita ambil (shot) dari sisi samping saya menggunakan F5,6 – 9 dengan jarak sekitar 20 Cm dengan Manual focus atau 30 Cm dengan Auto Focus.
Ket : F : 7.1 Speed : 125 ISO : 200
- Bila posisi frontal (dari depan ke belakang) maka F yang saya gunakan >11 itupun belum mendapatkan ruang tajam secara merata, kendalanya adalah bila saya menggunakan F>16 maka speed akan sangat rendah dan resiko shake menjadi sangat besar.
Ket : F : 11 Speed : 80 ISO : 250
B. BG (Back Ground)
BG yang lembut dan warna yg kita nginkan dihasilkan dari penerapan DOF yang tepat, pengalaman saya untuk mendapatkan BG yang lembut maka jarak POI dengan BG harus 1.5 kali lebih jauh dari jarak lensa ke POI
Ket : jarak lensa ke POI 40 Cm sedang POI ke BG 40 Cm
Ket: Jark lensa ke POI 30 Cm sdangkan jarak POI ke BG 40 Cm
4. Moment
Kehidupan hewan kecil yang sering terabaikan di sekitar kita akan menjadi hal yang mengagumkan apabila terekam pada saat mereka beraktifitas keseharian, seperti makan,minum,kawin bahkan buang kotoran,dan lain-lain.
Foto makro akan memiliki nilai tambah bila dapat menghadirkan sebuah cerita , moment yang tak terduga menjadi incaran pemikat para macromania, semakin langka sebuah moment semakin menarik dan bernilai sebuah foto makro.
Berangkatlah kelapangan untuk hunting pada pagi hari karena itulah saat hewan kecil mulai beraktifitas layaknya manusia, banyak moment yang akan kita dapat pada pagi hari dibanding kita melakukannya pada sore hari.
Contoh Momen – momen Unik :
Kawin.
Memangsa :
Minum :
Buang hajat.
Bertelur.
5. Komposisi
Mungkin ini yang sering terabaikan oleh peminat foto makro, padahal komposisi merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam sebuah karya foto termasuk foto Macro.
Dengan kejelian dan ketrampilan mengkomposisi sebuah foto macro maka akan menambah keindahan foto tersebut bahkan lebih dari itu dapat menjadi symbol sebuah cerita dalam foto tersebut.
Contoh komposisi :
Sahabat peminat Foto Macro,
Inilah artikel singkat saya yang saya tulis berdasarkan pengalaman saya sebagai peminat Macrophotografi tentu banyak hal yang masih harus saya pelajari karena begitu bayak cara untuk menghasilkan sebuah foto macro yang luar biasa.
Untuk itu saya mohon ma’af apabila dalam tulisan ini ada yang kurang, terutama dalam hal tehnik fotografi yang benar juga mohon ma’af jika bahasa dan tehnik penulisan artikel ini yang kurang baik.
Dalam tulisan ini saya tidak akan mengupas secara mendalam tentang macrophotografi dalam artian yg luas, baik mengenai peralatan maupun teknik dalam membuat sebuah foto macro. Karna begitu banyak cara yg digunakan para macromania dari yg sederhana sampai pada tingkatan sangat canggih. Saya hanya ingin berbagi mengenai cara yg biasa saya gunakan dalam merekam objek makro.
Setidaknya ada 4 cara dalam membuat fotomacro berkenaan dengan alat yg dibutuhkan :
1. Lensa Macro
Dari semua alat yg digunakan untuk membuat foto makro boleh jadi inilah yg paling baik dan menghasilkan gambar yg sempurna. Sebagai lensa normal lensa makro dapat berfungsi secara optimal dimana ketajaman, kekontrasan, dan fokus secara manual maupun otomatis berjalan sempurna.
Jika anda ingin mendalami fotografi makro secara serius dan memiliki anggaran yg cukup, ini adalah pilihan terbaik menurut saya. Dipasaran ada beberapa pilihan diantaranya adalah :
- Lensa macro normal : 50 mm – 65 mm
- Lensa macro mid tele : 90 mm – 105 mm
- Lensa macro tele : 150 mm – 180 mm
Pilihan lensa diatas tergantung dari kebutuhan dan anggaran dana yg kita miliki, semakin tinggi focal length (ditandai dengan mm) semakin mahal harga sebuah lensa kecuali apabila pembesarannya lebih tinggi seperti MP-E 65 mm / F 2,8 1-5 X.
2. Extension tube
yaitu semacam logam yang memiliki fitting bayonet di kedua ujungnya yg berfungsi sebagai penghubung elektronik dari lensa ke kamera. Alat ini dapat meningkatkan pembesaran tergantung dari berapa kali pembesaran dan berapa banyak alat ini terpasang pada sebuah kamera. Yg perlu diperhatikan adalah semakin banyak gabungan extesion tube maka akan semakin lama pula exposurenya sehingga kemampuan mode auto akan berkurang.
3. Flter Close up
Filter ini memiliki tingkat pembesaran yang beragam, dipasaran umum yg ada mulai +1 - + 10 dan dapat dibeli secara terpisah ataupun satu set. Penggunaan filter ini seperti filter2 pada umumnya yaitu direkatkan di bagian depan lensa. Dampak yg timbul dengan penggunaan alat ini adalah akan menurunkan DOF ( dept of field ) atau ruang ketajaman sehingga diperlukan bukaan diafragma kecil. Semakin tinggi tingkat pembesaran maka jarak terhadap objek akan semakin dekat. Yg paling banyak digunakan oleh peminat macrofotografi adalah Raynox DCR 250
4. Reverse Ring
Mungkin alat ini yg paling banyak digunakan para peminat fotomakro, alasan utamanya adaah harga yg terjangkau. Reverse Ring adalah sebuah linkaran logam dengan fitting bayonet yg berfungsi menyambung bagian muka lensa dengan kamera atau dengan kata lain posisi lensa terbalik dari biasanya. Dengan menggunakan reverse ring otomatis hanya dapat menggunakan mode manual karna merupakan penghubung non elektronik. Hasil yg direkam dengan bantuan alat ini cukup tajam meski DOF cukup sempit.
Apa yg perlu diperhaikan dalam membuat foto makro ?
Secara umum hal ini yg menjadi perhatian dalm membuat sebuah foto macro adalah
1. Lighting ( Pencahayaan)
Pencahayaan dalam membut foto macro sangat beragam dan unik, karna para peminat macrophotografi berkreasi dengan caranya masing2. saya merangkum setidaknya ada 4 cara yg biasa digunakan oleh para peminat macrofotografi :
A. Cahaya Matahari
Cahaya ini sungguh luar biasa buat saya, murah karna tersedia secara gratis dan sempurna karna penyebaran cahaya ke setiap sudut ruang ketajaman merata.
Saya akan membahas lebih dalam pada pembahasan selanjutnya, tentunya adalah cara yg biasa saya gunakan.
B. Twin light Flash
Yaitu dua buah lensa yg direkatkan didepan lensa, intensitas hanya dapat diatur sehingga dapat menghasilkan cahaya sesuai dengan keinginan kita, yg menjadi kendala mungkin mahalnya alat ini apalagi bila Branded ( merk Nikon dan Canon).
C. Ring Flash
Flash yg berbentuk lingkaran yg melingkari lensa. Hasil pencahayaannya cukup merata meski terkesan kuat. Ring Flash cukup berat sehingga cukup menjadi kendala ketika membuat foto makro, shake seringali tidak terhindarkan karna beban yg berat. Harga Ring Flash yg branded cukup mahal meski kini telah banyak dijual merk lain yg cukup terjangkau.
D. Flash external di beri diffuser
Penggunaan flash external dengan pemberian diffuser didepannya menjadi perhatian cukup besar bagi peminat foto makro, salah satunya harga diffuser yg terjangkau. Penyebaran cahaya dengan alat ini juga cukup merata dan berbaur dengan cahaya matahari. Hanya saja karna bentuknya yg besar cukup mengganggu bahkan menakuti hewan2 kecil yg sensitive teradap benda asing.
Sumber foto : Andis atmajaya (fotografer .net)
E. Built in Flash dengan snoot + Diffuser.
Mungkin alat ini yg paling terjangkau dan sangat Variatif. Para peminat menggunakan berbagai macam alat yg ada disekitar kita mulai dari kardus bekas odol sampai botol bekas minuman susu anak2, yg didalamnya dilapisi alumunium foil dan di beri diffuser didepanya.
Selain murah cahaya yg terlepas dari flash langsung menuju sasaran tembak yg tepat sehingga mengasilkan ketajaman yg sangat baik. Namun bila kita tidak mengatur dengn tepat intenitas cahayanya maka cahaya yg jatuh terasa sangat kuat pada objek. Mungkin kelemahan dari penggunaan alat ini adalah light yg dihasilkan tarasa flat karna cahaya tidak menyebar secara merata.
2. Ketajaman
ketajaman menjadi hal mutlak dalam memuat foto makro, percuma saja mendapatkan pembesaran yg maksimal kalau tidak tajam. Ketajaman dipengaruhi banyak factor, yg paling menonjol dan sering kita alami adalah karna guncangan .
3. Fokus
Foto yg tajam diperoleh dari fokus yang tepat, oleh karna itu dalam macrofotografi focus harus didapat seakur mungkin. Dengan foks tg tepat akan menghasilkan gambar yg sempurna.
4. DOF
Foto makro akan menjadi lebih indah apabila penerapan DOF yg tepat kita bisa bayangkan jika foto seekor belalang kecil yg tajam dengan background yg penuh dedaunan (terkesan ramai), mungkin akan sangat mengganggu keindahan foto tersebut. Oleh karna itu terapkan DOF yg tepat untuk menghasilkan BG yg lembut.
5. Komposisi
Jika foto yg kita hasilkan tajam dengan didukung BG yg lembut akan lebih cantik bila kita mengkomposisinya dengan baik. cara mengkomposisi yg termudah adalah dengan menerapkan rule of third. Kita akan semakin trampil mengkomposisi sebuah foto makro dengan melatih terus menerus, dan tidak ada salahnya melihat hasil karya orang lain untuk mencuri idenya.
Baik seperti yang saya tulis di awal saya akan membahas lebih dalam mengenai teknik foto macro cara yang biasa saya gunakan .
Hal –hal yang perlu di persiapkan sebelum kita terjun ke lapangan :
1. Setingan kamera
A. Setting Picture Style di kamera
Karena saya menggunakan Canon maka (ma’af) settingan kamera yang saya tulis di sini adalah settingan kamera Canon.
Ubah menu sebagai berikut :
- Sharpness : 5-6
- Contrast : +1
- Saturation : +2
- Color Tone : 0
B. Parameter lainnya :
- Spot Metcring
- Day Light White Balance
- Color Space : sRGB
- Quality : RAW atau JPEG
- One shot dengan mode continous shooting
- Manual/Auto focus di lensa
- Gunakan AV atau TV mode, tergantung aktivitas objek.
2. Perlengkapan pendukung
Perlengkapan pendukung kadang kita abaikan karena kita berfikir kurang atau bahkan tidak perlu padahal buat saya ini cukup penting sebagai bagian untuk menghasilkan foto yang maksimal antara lain:
- Batang kayu kecil
Berfungsi untuk menyingkirkan dedaunan yang tidak terjangkau oleh tangan atau akan mengganggu apabila kita gunakan tangan secara langsung
- Handuk kecil
Rasanya lucu tapi ini penting karena boleh dicoba kita akan sangat berkeringat pada waktu kita membuat foto macro.
Karena kita cukup banyak mengeluarkan energi untuk mengatur irama nafas kita.
Perhatian utama ketika saya membuat foto macro mungkin sama dengan tulisan saya sebelumnya namun kali ini saya akan menjelaskannya lebih teknis dengan menyertakan parameter yang biasa saya gunakan :
1. Lighting
Pilihan saya jatuh pada cahaya matahari, cahaya yang luar biasa hebat buat saya, menyebar secara merata dan favoritnya saya adalah sinar pagi hari karena lembut dan memiliki warna sedikit menguning yang menghasilkan tonal pada gambar yang sempurna.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat foto macro dengan lighting sang surya adalah :
A. Arah Cahaya
Jangan sekali-kali melawan cahaya matahari karena kita akan kehilangan detail pada objek selain itu pasti menjadi tidak enak dipandang. Membelakangi matahari adalah posisi terbaik meski tidak salah jika mengatur posisi dari sisi samping.
Contoh Penganbilan dari sisi samping matahari :
B. Gunakan Lensa Hood
Penggunaan lensa hood buat saya cukup membantu terutama bila saya mengambil gambar dari arah samping matahari, selain meredam flare yang cukup mengganggu untuk foto macro juga sebagai penghalang debu atau tetesan embun langsung ke bagian depan lensa.
2. Ketajaman & Focus
Saya menggabungkan ketajaman dan focus dalam pembahasan ini karena saling terkait, untuk mendapatkan ketajaman dan focus yang maksimal maka cara yang saya gunakan adalah :
A. Gunakan Spot Metering di kamera, ini sangat membantu untuk menentukan titik focus yang akurat sehingga menghasilkan ketajaman yang maksimal.
B. Gunakan manual focus sebagai prioritas dibanding auto focus. Saya telah mengalami sendiri dengan Manual Focus ketajaman lebih dibanding dengan Auto focus, selain jarak menjadi lebih dekat + 20 Cm (dibanding kita menggunakan auto focus + 30 Cm) yang secara otomatis pembesarannya pun menjadi lebih optimal. Penggunaan Manual focus menjadi syarat mutlak buat saya bila objeknya sangat kecil, yang sangat sulit atau bahkan tidak mungkin menggunakan Auto Focus karena focus tidak tertangkap dengan baik oleh kamera.
3. D O F
DOF (Depth OF Field) atau Ruang Ketajaman menjadi unsur pendukung yang tidak terpisahkan untuk memperindah sebuah foto macro. DOF dipengaruhi beberapa factor diantaranya bukaan diafragma dan jarak lensa ke POI (Point Of Interest), semakin besar nilai Diafragma (F) yang ditandai dengan angka semisal ½,8 atau ¼ maka ruang ketajaman juga akan semakin sempit. Begitupun juga dengan jarak lensa terhadap POI semakin dekat maka ruang ketajaman akan semakin sempit pula.
Hal-hal yang menjadi perhatian saya untuk menentukan nilai F (diafragma) agar dapat menghasilkan DOF yang baik dan ketajaman yang sempurna terhadap objek yaitu :
A. Posisi POI
- Bila posisi POI kita ambil (shot) dari sisi samping saya menggunakan F5,6 – 9 dengan jarak sekitar 20 Cm dengan Manual focus atau 30 Cm dengan Auto Focus.
Ket : F : 7.1 Speed : 125 ISO : 200
- Bila posisi frontal (dari depan ke belakang) maka F yang saya gunakan >11 itupun belum mendapatkan ruang tajam secara merata, kendalanya adalah bila saya menggunakan F>16 maka speed akan sangat rendah dan resiko shake menjadi sangat besar.
Ket : F : 11 Speed : 80 ISO : 250
B. BG (Back Ground)
BG yang lembut dan warna yg kita nginkan dihasilkan dari penerapan DOF yang tepat, pengalaman saya untuk mendapatkan BG yang lembut maka jarak POI dengan BG harus 1.5 kali lebih jauh dari jarak lensa ke POI
Ket : jarak lensa ke POI 40 Cm sedang POI ke BG 40 Cm
Ket: Jark lensa ke POI 30 Cm sdangkan jarak POI ke BG 40 Cm
4. Moment
Kehidupan hewan kecil yang sering terabaikan di sekitar kita akan menjadi hal yang mengagumkan apabila terekam pada saat mereka beraktifitas keseharian, seperti makan,minum,kawin bahkan buang kotoran,dan lain-lain.
Foto makro akan memiliki nilai tambah bila dapat menghadirkan sebuah cerita , moment yang tak terduga menjadi incaran pemikat para macromania, semakin langka sebuah moment semakin menarik dan bernilai sebuah foto makro.
Berangkatlah kelapangan untuk hunting pada pagi hari karena itulah saat hewan kecil mulai beraktifitas layaknya manusia, banyak moment yang akan kita dapat pada pagi hari dibanding kita melakukannya pada sore hari.
Contoh Momen – momen Unik :
Kawin.
Memangsa :
Minum :
Buang hajat.
Bertelur.
5. Komposisi
Mungkin ini yang sering terabaikan oleh peminat foto makro, padahal komposisi merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam sebuah karya foto termasuk foto Macro.
Dengan kejelian dan ketrampilan mengkomposisi sebuah foto macro maka akan menambah keindahan foto tersebut bahkan lebih dari itu dapat menjadi symbol sebuah cerita dalam foto tersebut.
Contoh komposisi :
Sahabat peminat Foto Macro,
Inilah artikel singkat saya yang saya tulis berdasarkan pengalaman saya sebagai peminat Macrophotografi tentu banyak hal yang masih harus saya pelajari karena begitu bayak cara untuk menghasilkan sebuah foto macro yang luar biasa.
Untuk itu saya mohon ma’af apabila dalam tulisan ini ada yang kurang, terutama dalam hal tehnik fotografi yang benar juga mohon ma’af jika bahasa dan tehnik penulisan artikel ini yang kurang baik.
Salam Macromania Andiyan Lutfi
0 komentar:
Posting Komentar